FX.co ★ Turki akan kikis Dolar AS dalam trading bersama India

Pemerintah Turki berniat mengeosiasikan ide untuk mengikis Dolar AS dalam kesepakatan dagang bersama India. Alasan utamanya adalah karena India merupakan mitra dagang terbesar Turki, volume perdagangan antara kedua negara tersebut juga sangat besar.

Presiden Recep Erdogan yakin bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk memulai lagi kerjasama ekonomi antara Turki dan India. "Transaksi ekspor dan impor kemungkinan besar dilakukan dengan menggunakan mata uang nasional yang dapat mengurangi dampak negatif dari fluktuasi mata uang," kata Presiden Erdogan saat berbicara dalam forus bisnis di New Delhi pada kunjungannya ke India. Hal yang menarik yaitu penghentian penggunaan dolar merupakan perombakan besar pertama yang ia akan lakukan. Ankara dan New Delhi bersama-sama memperluas lingkup kepentingan bersama dengan cepat. Sehingga, kerjasama antara India dan Turki kemungkinan ada pada lingkup energi nuklir. Ini merupakan rencana yang disampaikan pada forum pertemuan di Delhi, ia juga berjanji akan mengumumkan rencana-rencana lainnya. Namun banyak pakar yang meragukan ucapan Presiden Erdogan. Faktanya, ucapan sang presiden tidak sejalan dengan apa yang ia lakukan. Sebelumnya, rencana untuk berhenti menggunakan dolar diajukan oleh Ankara dan Moskow. Tahun lalu Perdana Menteri Binali Yildirim mengatakan bahwa bank sentral di Rusia dan Turki telah ditugaskan untuk merancang solusi teknis untuk beralih ke mata uang nasional yang digunakan untuk trading. Namun kedua belah pihak sudah menyatakan niat mereka dan menghentikan negosiasi.

Kemungkinannya, rancangan kesepakatan mengenai kemitraan ekonomi yang luas antara Turki dan India dapar memiliki akhir yang membahagiakan. Namun ada satu masalah besar yang dapat menyulitkan keadaan. Pada tahun 2017, mata uang nasional Turki dianggap sebagai mata uang dengan performa terburuk di antara mata uang lainnya. Pada bulan Januari 2017, lira Turki mencapai level terendah sepanjang masa, yaitu 3.7790 terhadap Dolar AS.