FX.co ★ Pound alami lonjakan setelah Theresa May umumkan pemilu dini

Hal apapun yang disampaikan oleh para pemimpin negara maju pasti akan memberikan dampak signifikan bagi pasar keuangan. Banyak pemimpin yang memanfaatkan kenyataan ini untuk kepentingan negaranya. Namun ada sebagian pemimpin yang tidak mengerti caranya memanfaatkan keadaan tersebut. Sementara ada juga pernyataan pemimpin yang tidak terlalu berpengaruh bagi perekonomian global.

Perdana Menteri Inggris Theresa May masuk dalam kategori pertama. Pernyataannya minggu lalu mengenai kesiapan Inggris untuk menyelanggarakan pemilu dini pada bulan Juni telah mengakibatkan gejolak pada pasar bursa. Poundsterling mengalami lonjakan serta nilainya menguat terhadap beberapa mata uang utama. Sementara saham perusahaan-perusahaan di Inggris mengalami keanjlokan tak terkendali. Indeks FTSE 100 mengalami penurunan 2.5 persen, yang merupakan kejatuhan trading forex intraday tertinggi setelah pengumuman Brexit tahun lalu. Pemilu dini bukanlah suatu hal yang aneh, namun berita ini tergolong cukup mengejutkan hingga respon pasar pun ikut tidak terkendali, mulai dari jatuhnya saham hingga menguatnya pounsterling. Anehnya, para pelaku pasar sepertinya sudah mengetahui keadaan ini dari jauh hari. "Skenario terburuk bagi saham Inggris untuk jangka waktu pendek adalah adanya adanya unsur-unsur dari seluruh partai oposisi saat ini yang bersatu dan memanfaatkan momentum pemilu dini mendatang untuk meminta referendum baru. Keadaan tersebut hanya akan menambah ketidakjelasan yang diakibatkan oleh pemilu normal. " kata Richard Hunter yang merupakan kepala riset pialang saham Wilson King.

Walaupun demikian, para analis percaya bahwa tidak akan perubahan yang terlalu dramatis dalam susunan anggota Parlemen. Partai Konservatif saat ini telah meraih rating yang tinggi dan mengisyaratkan bahwa koalisi masih aman. Rupanya Theresa May merasa bahwa langkah yang diambilnya ini sangat perlu dilakukan karena dirinya percaya bahwa partainya akan keluar sebagai pemenang.