FX.co ★ Mimpi keanggotaan Turki di UE akan segera terwujud?

Turki tampaknya ditakdirkan untuk masuk dalam antrian yang tak berujung untuk memasuki Uni Eropa. Kini, pertanyaan itu masih terbuka. Ankara menyerahkan permohonan untuk masuk kedalam UE pada 2005 silam. Penduduknya yang berjumlah jutaan mendukung tindakan pemerintah tersebut. 75% dari warga negara Turki memilih integrasi dengan Eropa.

Sementara itu, diinspirasi oleh kemungkinan untuk menjadi warga negara UE, sejumlah warga Turki membanjiri Jerman untuk mendapatkan izin tinggal tetap disana sebelum Turki diakui sebagai anggota UE secara resmi. Menariknya, hanya sebagian kecil dari negara Muslim tersebut yang terletak di Semenanjung Balkan di Eropa Tenggara. Meskipun demikian, ribuan orang Turki telah mendiami Eropa yang nyaman, ditarik oleh tunjangan pengangguran yang berlimpah. Penduduk Turki takut pada pemerintah Erdogan yang otoriter, hak asasi yang semakin diabaikan, dan metode ilegal yang digunakan untuk membungkam oposisi. Pada akhir November, Parlemen Eropa memutuskan secara aklamasi untuk menghentikan pembicaraan yang tak bermanfaat dengan Turki terkait posisi keanggotaannya dalam grup euro. Para legislator Eropa mengutip "tindakan yang tidak proporsional, dan represif" yang diambil Ankara setelah kup yang gagal pada Juli. Setelah percobaan kudeta tersebut, pemerintahan Erdogan melancarkan aksi pembersihan besar-besaran, memenjarakan puluhan ribu orang dan menghukum lebih dari 100.000 pegawai negeri. Sebagai hasilnya, negosiasi Turki untuk memasuki UE ditunda sampai waktu yang tidak terbatas.

Voting Parlemen Eropa tidak bersifat mengikat, karena keputusan final bergantung pada para pemerintah negara-negara UE dan Komisi Eropa. Untuk meresponnya, Tn. Erdogan menyatakan bahwa Turki dapat bergabung dalam Organisasi Kerjasama Shanghai, sebuah aliansi yang dipimpin oleh China dan Rusia.