logo

FX.co ★ Siapa yang paling menderita ditengah-tengah perang sanksi Barat-Rusia?

Siapa yang paling menderita ditengah-tengah perang sanksi Barat-Rusia?

Siapa yang paling menderita ditengah-tengah perang sanksi Barat-Rusia?

Sanksi ekonomi adalah cara yang efektif untuk mengirimkan pesan politik. Pada Agustus 2014, UE dan AS memperkenalkan sanksi terhadap individu dan perusahaan asal Rusia karena peran Rusia yang destruktif dalam konflik Ukraina. Sebagai balasannya, Kremlin mengumumkan embargo langsung terhadap impor makanan dari Eropa, AS, Norwegia, Kanada, dan Australia. Sejak saat itu, sanksi-sanksi tersebut telah diperpanjang beberapa kali. Buah dan sayuran segar, daging, produk hewani dan berbagai makanan lainnya masih dilarang untuk memasuki pasar Rusia.

Tidak ada satupun yang memenangkan perang makanan tersebut sejauh ini. Rusia telah menjadi pasar yang besar untuk barang konsumen asal Barat pada dekade yang lalu. Di satu sisi, eksportir makanan Barat telah menghadapi kerugian dan pelemahan besar. Di sisi lain, sanksi tersebut bersifat merusak bagi ekonomi Rusia. Ekonomi Rusia ditopang oleh pendapatan yang besar dari penjualan minyak selama bertahun-tahun. Kini, ekonomi Rusia telah menghadapi resesi untuk tahun kedua beruntun ditengah-tengah harga minyak yang melemah, penurunan nilai rubel, investasi langsung yang melemah, dan keluarnya modal dalam jumlah besar.

Kremlin bereaksi keras ketika pesawat tempur F-16 milik Turki menembak jatuh bomber Su-24 milik Rusia pada perbatasan Suriah-Turki pada November 2015. Moskow segera menjatuhkan sejumlah besar sanksi, termasuk embargo makanan. Surat permohonan maaf dari Presiden Erdogan tiba delapan bulan kemudian. Sementara itu, Turki mengalami kerugian besar sebesar $209 juta pada kuartal pertama 2016.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka akun trading