logo

FX.co ★ UE akan menunda Perjanjian Schengen ditengah krisis pengungsi

UE akan menunda Perjanjian Schengen ditengah krisis pengungsi

UE akan menunda Perjanjian Schengen ditengah krisis pengungsi

Masalah yang berkembang dari krisis pengungsi di Eropa bisa mengakibatkan gangguan dari Uni Eropa. Sebagian besar negara anggota UE mengalami arus masuk migran yang meminta menutup perbatasan internal untuk beberapa waktu, karena mereka tidak melihat cara lain untuk menyelesaikan masalah. Di waktu yang sama, kebebasan dari perpindahan adalah dasar dari Perjanjian Schengen. Penutupan perbatasan tentunya akan mengakibatkan runtuhnya Uni Eropa.

Dalam pidato terkini, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk menekankan pentingnya situasi saat ini. "Kami tidak memiliki lebih dari dua bulan untuk membuat semuanya berada dibawah kendali. Statistik selama periode natal tidak menggembirakan, dengan lebih dari 2.000 pendatang ke UE setiap harinya. Rapat Dewan Eropa bulan Maret akan menjadi peristiwa terakhir untuk melihat jika strategi kami berhasil. Jika tidak, kita akan menghadapi konsekuensi berat, seperti runtuhnya Schengen. Tentunya alternatif semacam ini tidak menyenangkan untuk strategi kami," ungkap pejabat.

Donald Tusk bukanlah politikus pertama yang mengungkapkan kekhawatiran tersebut. Januari ini, Kanselir Austria Werner Fayman mengungkapkan bahwa Perjanjian Schengen ditunda sementara. "Seperti yang kita ketahui dari Kerajaan Roma, kerajaan besar runtuh jika perbatasan tidak dilindungi dengan baik," Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan sebelumnya. Akhir-akhir ini, pembuat kebijakan Eropa secara teratur mengatasi masalah dari krisis pengungsi. Mereka memahami bahwa peraturan yang telah ada dari perpindahan bebas pada masyarakat dibawah Perjanjian Schengen tidak lagi berlaku.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka akun trading