logo

FX.co ★ Resesi kembali ke Jepang

Resesi kembali ke Jepang

Resesi kembali ke JepangUpaya PM Jepang Shinzo Abe untuk membawa Jepang keluar dari resesi belum memberikan hasil yang diinginkan secara umum. Hal ini dikonfirmasi oleh data di triwulan ketiga yang menunjukkan penurunan PDB Jepang sebesar 0,2%.

Di triwulan kedua, ekonomi Jepang turun 0,3% dan 0,8% per tahun. Jepang kembali jatuh ke dalam resesi.

Para ahli mencatat bahwa sejak Shinzo menjadi Perdana Menteri, resesi telah melanda negara tersebut sebanyak dua kali. Ini adalah resesi kelima dalam lima tahun.

Karena permintaan dari Tiongkok dan konsumen lain menurun, maka penurunan investasi menyebabkan ekonomi melambat. Khususnya, pengeluaran bisnis turun 1,3% di triwulan tersebut. Ini adalah hasil terburuk sejak triwulan kedua 2014. Sementara itu, permintaan konsumen domestik yang mencapai sekitar 60% PDB, naik 0,5%.

Sebagian analis memperkirakan bahwa rencana bank sentral berfokus pada pasar saham. Sejak diterapkannya kebijakan Abe, ekonomi Jepang naik tipis, sementara pasar saham dan neraca Bank of Japan menunjukkan pertumbuhan yang hampir vertikal.

Saat suatu badan regulator menaikkan harga untuk aset yang dimiliki oleh orang kaya, ketidaksetaraan keuangan meningkat. QE telah mempengaruhi harga aset keuangan di seluruh dunia. Tampaknya orang kaya mendapatkan keuntungan lebih dari kebijakan tersebut dibandingkan dengan orang yang tidak sukses.

Sebagai contoh, di 2015, jumlah rumah tangga tunggal tanpa aset keuangan naik hampir 48% dan mencapai level tertinggi sejak 2007. Di 2014, jumlahnya mencapai hanya 39%. Rumah tangga dengan dua atau tiga orang anggota keluarga yang memiliki aset meningkatkan kesejahteraan mereka ke level rekor tertinggi 18,2 juta yen atau $149.597.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka akun trading