logo

FX.co ★ 22.09.2022: JPY bergerak turun pasca intervensi BoJ; prospek USDX, USD/JPY, AUD/USD

22.09.2022: JPY bergerak turun pasca intervensi BoJ; prospek USDX, USD/JPY, AUD/USD

Seperti yang banyak diperkirakan, Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya berturut-turut. Para trader telah mempertimbangkan kenaikan ini.

Jika demikian, pertanyaannya adalah mengapa reaksi pasar sangat kuat. Misalnya, NASDAQ, yang rentan terhadap sentimen risiko, bergerak turun ke level terendah baru. Penyebabnya adalah petunjuk jelas dari Fed terkait kenaikan suku bunga selanjutnya. Terlebih, Fed mungkin memulai memperketat kebijakan moneter dengan laju lebih cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Dot plot menunjukkan regulator akan menaikkan suku bunga sebesar 4,4% pada akhir tahun 2022. Artinya, regulator kemungkinan akan menaikkan suku bunga minimal sebesar 1,25 poin persentase dalam dua pertemuan terakhir.

Dalam pidatonya kemarin, Jerome Powell juga tidak membuka ruang untuk diskusi, dengan mengkonfirmasi akan ada lebih banyak kenaikan suku bunga. Pada konferensi pers, dirinya menyatakan Fed berkomitmen kuat untuk bersikap hawkish dan atas rencana yang disampaikannya di Simposium Jackson Hole.

Kini prioritas utama Fed adalah membatasi lonjakan inflasi. Para petinggi Fed akan melihat lebih banyak petunjuk perlambatan inflasi ke level target 2%. Hanya setelah itu, pada suatu titik, sikap yang lebih longgar akan tepat untuk dipertimbangkan.

“Catatan sejarah sangat memperingatkan kita terhadap kebijakan pelonggaran prematur. Kami akan terus menaikkan suku bunga sampai kami yakin pekerjaan selesai,” ujar Powell. Terlepas dari risiko resesi, The Fed berkomitmen mengendalikan inflasi karena kenaikan inflasi dapat menimbulkan penderitaan ekonomi yang lebih parah.

Dolar AS melonjak ke level 111,79 untuk pertama kalinya sejak pertengahan 2002 setelah pernyataan para petinggi Fed. Selain sikap Fed yang sangat hawkish, dolar AS menguat di tengah tekanan geopolitik yang diperparah oleh pengumuman terbaru Vladimir Putin.

Namun, dalam beberapa jam terakhir sesi Asia, indeks dolar AS tergelincir ke 110,80 terhadap para pesaing utamanya. Indeks dolar AS masih bergerak dalam channel menurun 110,88-111,81. Kami akan menginformasikan pada Anda penyebab reversal tajam tersebut dalam ulasan kami berikutnya.

Dalam waktu dekat ini mata uang AS kemungkinan besar akan berkonsolidasi di level tertinggi 2020 terhadap euro dan pound sterling serta dolar Australia dan Selandia Baru. Pada saat yang sama, arah pergerakan selanjutnya terhadap yen sulit diprediksi.

Yen paling dirugikan akibat rally pesat greenback. Akibatnya, yen mencapai level terendah 24 tahun. Mata uang ini terdepresiasi akibat melebarnya selisih suku bunga antara Fed dan BoJ.

Setelah kenaikan agresif suku bunga kemarin oleh Fed, Bank of Japan memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneternya yang sangat longgar. Mereka mempertahankan target suku bunga -0,1% untuk jangka pendek dan 0% untuk imbal hasil pemerintah bertenor 10 tahun. Regulator kemungkinan tidak akan menyesuaikan kebijakan hingga upah naik dengan stabil.

Terlebih, Wakil Menteri Keuangan, Masato Kanda, menyatakan BoJ tidak mengintervensi pasar mata uang. “Ada kasus di mana kami bisa melakukan intervensi secara diam-diam. Kami belum melakukan intervensi, namun kami siap melakukannya kapan pun”, ujarnya.

Saat itu telah tiba. Setelah yen naik ke atas ambang 145, BoJ melakukan intervensi di pasar valas.

Ini pertama kali dilakukan sejak 1998 saat yen menyentuh level 147,60. Regulator mengambil langkah tersebut beberapa jam setelah pertemuan.

“Kami harus mengambil keputusan”, Masato Kanda menyampaikan pada para wartawan. Sikap ini bertujuan mendukung yen yang lemah dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah lonjakan inflasi di seluruh dunia dan peralihan ke pengetatan yang agresif.

Menyusul intervensi tersebut, yen mendekati level 142,54. Pasangan mata uang dolar/yen bergerak dalam kisaran 142,46-145,90. Yen mungkin kembali pulih sebagai mata uang safe-haven di tengah masalah geopolitik.

Aksi jual besar-besaran di pasar saham dipicu oleh penghindaran risiko, yang menurunkan mata uang-mata uang komoditas. The Aussie turun ke level 0,6583, level terendah sejak pertengahan 2020.

Pada sesi Asia, pasangan AUD/USD diperdagangkan pada 0,6660. Pasangan ini juga mengubah arahnya menyusul penguatan yen. Kini AUD/USD berada dalam kisaran harga 0,6574-0,6670 di tengah penurunan greenback.

Hari ini merupakan Hari Berkabung di Australia dan lantai perdagangan ditutup. Oleh karena itu, volume perdagangan mungkin rendah.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel