FX.co ★ Amazon Akan Mengucurkan Investasi $9 Miliar Untuk Infrastruktur Cloud Singapura

Amazon Web Services (AWS), anak perusahaan Amazon.com (AMZN), akan menginvestasikan sekitar 9 miliar dolar AS (setara dengan 12 miliar dolar Singapura) untuk mengembangkan infrastruktur komputasi awan Singapura. Proyek yang dijadwalkan berlangsung selama empat tahun ke depan ini diprediksi akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan penggunaan teknologi cloud.

Priscilla Chong, country manager AWS untuk Singapura, menyatakan bahwa investasi ini tidak hanya akan memenuhi permintaan yang terus meningkat akan layanan komputasi awan, namun juga mendorong digitalisasi dan penerapan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di seluruh negeri.

Diumumkan pada AWS ASEAN Summit, rencana investasi ini juga dapat menciptakan sekitar 12.300 pekerjaan penuh waktu setiap tahunnya, dan mempromosikan lokakarya khusus yang bertujuan untuk mendorong bisnis untuk mengadopsi AI dan komputasi awan.

Chong menekankan komitmen berkelanjutan AWS di kawasan ASEAN sejak investasi awal di Singapura pada tahun 2010. Kunci dari keterlibatan ini adalah promosi keterampilan digital, serta infrastruktur digital yang aman dan tangguh untuk seluruh wilayah.

Sejak tahun 2017, AWS telah memberikan pelatihan komputasi awan kepada lebih dari 400.000 orang di Singapura dengan tujuan untuk terus berinvestasi dalam pengembangan keterampilan dan peningkatan produktivitas di tahun-tahun mendatang.

Menteri Negara Senior di Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura, Tan Kiat How, memberikan komentar positif tentang investasi AWS. Beliau menyoroti peran penting penyedia layanan seperti AWS dalam meningkatkan ekosistem ekonomi digital. Ia menambahkan bahwa, selain menyediakan infrastruktur digital yang mendasar, penyedia layanan cloud memungkinkan bisnis untuk mengakses sumber daya digital dengan mudah, termasuk penyimpanan dan kemampuan canggih seperti AI.

Selain di Singapura, AWS berencana untuk memberikan kontribusi sumber daya sekitar $35 miliar di berbagai negara, termasuk Jepang, Arab Saudi, dan Meksiko. Menurut Bloomberg, perusahaan ini juga berencana membangun pusat data di Malaysia dan Thailand.